Jumat, 04 Maret 2011

Minggu, 27 Februari 2011

I LOVE YOU

 
DAD and MOM

Adik Aku Yang Cantik














Galuh itu adik aku yang paling cantik..
Galuh itu anaknya nyebelin, tapi pengertian.. hohoho....
Galuh itu anaknya manja banget..
Galuh itu lagi suka sama cowok yang bernama Ryan, Hafis, dan Faris..
Galuh itu anaknya supell, mudah bergaul dan bersosialisasi..
Dia punya sahabat yang bernama Tasya
Galuh itu anak semata wayang, dia gak mau punya adik lagi..
soalnya dia gak mau kalah saingan ama calon adiknya..


Tapi menurut aku Galuh itu anak yang assssiikkkk banget..
Dia itu ngerti aku banget..
tapi kadang _ kadang dia resek juga..


buat adik aku GAluh Latiful Sari..
kakak sayaangg banget am kamu...
         I LOVE YOU..

Sabtu, 12 Februari 2011

cerpen : " CINTA PERTAMA DAN TERAKHIRKU "



**
Saat ini usiaku sudah menempuh 59 tahun, dan sebentar lagi aku akan memasuki usiaku yang ke 60 tahun, bagiku hidupku sangat luar biasa. Banyak cinta yang mengalir disetiap kehidupanku, dan cinta pertamaku.. dia tak pernah mati didalam hidupku.

Kalian tahu apa yang aku sembunyikan selama 40 tahun lamanya, yaitu sebuah tas cantik yang sudah sangat lama ku simpan didalam lemari pakaianku, dan setiap pagi selama 40 tahun aku selalu membuka isi tas itu, didalamnya terdapat surat-surat cinta dari kekasihku “Aldo”, agak aneh memang.. karena saat ini sesungguhnya aku telah memiliki 2 orang putra.

Ku ceritakan kisah mudaku 40 tahun yang lalu,..
***
Saat itu umurku masih 19 tahun, aku menikmati bangku kuliahku dengan penuh semangat, aku ingin sekali menjadi dokter anak dan kuliahku akan berat jika aku tidak giat mengikuti semua pelajaran persemester dengan baik. Dan di kampus inilah pertemuanku dengan Aldo dimulai, kami bertemu saat kami sama-sama makan dikantin kampus, Aldo sesekali memandangi aku yang duduk nyaris berhadapan dengannya, dan sejak saat itu Aldo hanya selalu memperhatikan aku, setiap jam pulang kampus, saat aku bakti sosial dan saat aku menghias madding kampus. Selama itu Aldo tidak banyak mendekatkan dirinya padaku, dia hanya memperhatikan aku dari jauh. Sampai suatu hari ada acara pesta dansa di kampus ku, aku berharap dari enam orang pria yang mengajak aku untuk menjadi pasangannya berdansa adalah Aldo, tapi salah satu dari mereka tidak ada Aldo, keenam orang itupun aku tolak. Aku hanya ingin Aldo, entah apa yang saat itu merasuki jiwaku, tapi aku sangat yakin bahwa Aldo akan memintaku. Tepat sehari sebelum acara pesta dimulai Aldo mendatangiku dan meminta aku untuk menjadi teman dansanya, tanpa basa-basi ku jawab “yes, I want”. Setelah acara ini kami merasa sangat bahagia. Aku merasakan bahwa kami memang sangat serasi, kami bisa merasakannya tanpa orang lain bilang. Tetapi kebahagiaan itu hanya datang sebentar karena tiga bulan setelah itu Aldo harus pergi ke Amerika dan melanjutkan kuliahnya disana, karena Ayahnya harus ditugaskan keluar negri jadi semua keluarganya harus ikut.

Selama Aldo disana kami selalu berkabar lewat surat, selama 5 tahun lamanya. Aku sudah selesai kuliah dan sudah bekerja disalah satu rumah sakit ternama sebagai seorang dokter anak. Aldo bahkan sudah bekerja lebih dulu, kini Aldo adalah seorang pengusaha besar di Amerika. Sebenarnya saat itu bisa saja Aldo pulang ke Indonesia untuk menemui aku, tetapi keadaan kini sudah berubah. Sejak Ayah Aldo meninggal, Aldo telah dipesan agar tidak meninggalkan ibu dan adiknya di Amerika, Aldo pun telah dijodohkan oleh perempuan cantik pilihan ibunya. Sedangkan aku di Indonesia harus mencoba untuk menerima cinta baru dari seorang laki-laki tua kaya raya bernama Teddy yang dikenalkan oleh tanteku.


 Akhirnya aku menikah dengan Teddy, sungguh aku hanya menghormatinya sebagai seorang suami, karena Ted tahu bahwa aku masih belum bisa melupakan Aldo. Orang tuaku sudah tidak sabar untuk menggendong cucu dan selalu mendesak aku untuk segera memiliki momongan. Aku pasrah malam itu, ku biarkan Ted berbuat sesuka hatinya kepada aku, toh Ted adalah suamiku yang sah, jadi memang kewajibanku untuk melayaninya. Dalam pikiranku saat itu “aku menyanyangi Ted dan sangat menghormati Ted.. tetapi ia tahu bahwa cinta itu tidak pernah tumbuh”.


Aku mendapatkan dua orang putra dari Ted, putra pertamaku bernama “Reynold” dan yang kedua bernama “Sammy”. Reydan Sammereka berdua sangat pintar mereka selalu mendapatkan beasiswa dan selalu membuat aku dan Ted bangga. Setelah 25 tahun lamanya pernikahan aku dengan Ted, ia menghembuskan nafas terakhirnya diusia 82 tahun. Banyak sekali kenangan manis aku dengan Ted, dia adalah lelaki yag sangat sabar, menerima aku apa adanya (meskipun aku tidak memberinya cinta), Ted adalah Suami terbaik dan Ayah yang sangat pengertian pada anak-anaknya. Kini tugas aku adalah menghidupi anak-anakku agar tumbuh dengan baik.

***
sudah 10 tahun yang lalu Ted meninggal, kini aku tergoda kembali untuk membuka masa laluku bersama Aldo, aku membuka surat demi surat dan membacanya kembali, aku tersenyum, aku menangis. Terlintas dalam pikiranku mengapa aku tidak mencoba untuk menghubungi Aldo kembali, karena rasanya saat ini aku sangat kesepian kedua putra ku telah hidup sendiri-sendiri dan hanya setiap hari sabtu dan minggu mereka tinggal dirumah bersamaku.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirimkan surat pada Aldo,

Dear Aldo,

Apakah kamu masih ingat pada gadis yang sering mengenakan rok panjang dikampus? Sering mengenakan pita dirambut yang ikal?
Apakah kamu masih ingat aku?
Aku Jasmine, cintamu yang masih sangat memikirkanmu. (ku berikan foto ini agar kau tak lupa)
 
apa kabar mu sekarang Aldo? Bagaimana juga kabar keluarga mu?................

#####,,,,........

Tiba-tiba aku berhenti menulis, karena suara ketukan yang berasal dari pintu rumahku telah mengejutkan aku. Aku merapikan kertas surat dan foto mudaku yang hendak kukirim pada Aldo, aku merapikan semua barang-barang lalu menaruhnya dengan apik kembali kedalam lemari, lalu aku turun kelantai bawah.

Aku membuka pintu, kulihat seorang lelaki kira-kira berumur tidak jauh beda dariku, mungkin 65 tahun. Rapi dengan memakai jas dan rambut tipis yang disisir rapi. Aku terdiam memandang orang itu, tapi hatiku tidak diam, aku tahu orang yang ada dihadapanku adalah ALDO, cintaku.
Aldo tersenyum kepadaku “kamu masih mengenal aku?” aku mengagguk, entah apa yang harus aku katakan dan aku lakukan, aku hanya memeluknya dengan erat, Aldopun membalas pelukanku tidak kalah eratnya.

Aku dan Aldo kini duduk diruang tengah, banyak sekali yang kami bicarakan, dari mengenang, menangis bersama, tertawa dan aku merasakan cinta itu memang tidak pernah mati. Aldo bilang bahwa dia kini menduda, istrinya meninggal karena kanker payudara, dan Aldo  hanya memiliki seorang putri, Aldo memutuskan pulang ke Indonesia karena ia telah pensiun dari pekerjaannya Dan keinginan terbesarnya adalah, ia ingin menemuiku.

Dugaanku tak salah selama ini, aku selalu bicara dalam hatiku, bahwa Tuhan akan mengembalikan aku pada cinta pertamaku yang tidak pernah mati didalam hatiku. Cinta yang selalu menemani aku selama ini, dan cinta itu adalah Aldo.

Tepat diusiaku ke 60 tahun pada tanggal 15 januari 2011, aku menikah dengan Aldo, putra dan putri kami sangat mendukung. Pesta pernikahan sederhana, pesta kebun yang manis dan dihadiri 65 orang kerabat dekat.

 

Akhirnya kebahagian itu dapat ku nikmati sampai detik ini, kemanapun kami pergi selalu berdua, dan tak lupa setiap hari sabtu malam kami selalu menyediakan waktu untuk berdansa. kami menikmati hidup berdua seumur hidup kami.

Cinta pertamaku, Cinta terakhirku.